Friday, June 3, 2011

Action Plan

Dalam aliran teleologi, perubahan dipercaya dapat dipicu lewat sebuah rencana. Sebuah rencana yang baik, yang didukung oleh target-target yang terkendali dapat menggerakkan seluruh energi ke titik yang sama. Tentu saja, rencana yang saya maksud dapat terdiri aras dua atau tiga jenis rencana.

Yang pertama adalah rencana strategis yang berisi arah dan rujuan dalam jangka panjang. Dan yang kedua adalah rencana tindakan (action plan). Rencana ini harus dibuat tertulis, menyeluruh, lengkap dengan perincian sasaran, waktu, serta resources yang dibutuhkan.

Sekarang bagaimana kalau organisasi hanya memiliki satu jenis rencana saja, yaitu rencana strategis? Mengapa perusahaan/negara hanya mengembangkan rencana strategis (renstra) belaka?

Tentu saja ada banyak alasan. Banyak yang beranggapan rencana strategis dibuat atas dasar pesanan, yang diwajibkan oleh pihak-pihak tertentu. Karena datangnya bukan dari pelaku usaha, rencana straregis itu menjadi sekadar ada dan tidak bernyawa. Alasan lainnya, pemimpin kurang paham pemingnya strategic management.

Banyak pemimpin yang berpikir terlalu makro dan hanya mengandalkan kebijakan (policy) sebagai kegiatan utamanya. Mereka beranggapan policy dan insentif sebagai satu-satunya alat untuk menghasilkan suaru kinerja.

6 Strategi Menuju E-Government

Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-government tidak bisa dipungkiri adalah angin bagus bagi penerapan teknologi komunikasi dan informasi di pemerintahan. Seperti apa strategi pengembangan E-goverment?

Dalam lampiran Inpres E-goverment, dipaparkan enam strategi yang disusun pemerintah dalam mencapai tujuan strategis e-government. Antara lain:

Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang andal, terpercaya serta terjangkau masyarakat luas. Sasarannya antara lain, perluasan dan peningkatan kualitas jaringan komunikasi ke seluruh wilayah negara dengan tarif terjangkau. Sasaran lain adalah pembentukan portal informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi pemerintah.

Strategi kedua adalah menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara holistik. Dengan strategi ini, pemerintah ingin menata sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintah agar dapat mengadopsi kemajuan teknologi informasi secara cepat.

Strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Sasaran yang ingin dicapai adalah standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antarportal pemerintah. Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi elektronik. Pengembangan aplikasi dasar seperti e-billing, e-procurement, e-reporting yang dapat dimanfaatkan setiap situs pemerintah untuk menjamin keamanan transaksi informasi dan pelayanan publik. Sasaran lain adalah pengembangan jaringan intra pemerintah.

Strategi keempat adalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Sasaran yang ingin dicapai adalah adanya partisipasi dunia usaha dalam mempercepat pencapaian tujuan strategis e-government. Itu berarti, pengembangan pelayanan publik tidak perlu sepenuhnya dilayani oleh pemerintah.

Strategi kelima adalah mengembangkan kapasitas sumber daya manusia, baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat. Strategi keenam adalah melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur Dalam pengembangan e-government, dapat dilaksanakan dengan epat tingkatan yaitu, persiapan, pematangan, pemantapan dan pemanfaatan.

Inpres itu akan menunjuk Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) sebagai koordinator penerapan e-government di Indonesia. Menurut Menkominfo, Syamsul Muarif, masing-masing lembaga pemerintahan, baik pusat maupun daerah, akan membuat titik-titik sistem informasi secara mandiri. "Pemerintah ingin membangun sebuah masyarakat berbasis pengetahuan," kata Sekretaris Menkominfo, JB Kristiadi. Bisakah?

" Strategi AQUA Perkuat Positioning "

Siapa yg tidak tahu dgn produk AQUA. ketika kita butuh air mineral yg ada dibenak kita dan yang terlintas pastilah produk "AQUA".

Danone AQUA kembali menggelar Program AQUA untuk Keluarga Sehat Indonesia (AKSI) dengan tema Jelajahi Wahana Kebaikan Alam. Program tersebut akan diadakan pada 30-31 Januari 2010 di Plaza Utara Senayan Jakarta

Tani Sulaeman, Brand Director Danone AQUA, mengatakan bahwa AQUA menyadari pentingnya pengetahuan tentang alam dan kegiatan luar ruang bagi keluarga Indonesia, khususnya untuk tumbuh kembang anak. Oleh karena itu AKSI menjadi solusi bagi keluarga Indonesia yang ingin berekreasi sekaligus belajar tentang alam di tengah kota, terhindar dari kemacetan dan dapat dinikmati oleh seluruh keluarga.

Dalam acara ini, keluarga Indonesia dapat belajar melalui wahana-wahana yang ada, tentang bagaimana menjaga sekaligus mengeksplorasi alam. Manajer Pemasaran Danone Aqua, George Yudistira, mengemukakan bahwa para pengunjung dapat berkeliling ke puluhan wahana yang tersedia. Pengunjung bisa belajar membedakan kualitas air lewat berbagai alat peraga modern serta menyaksikan demo siklus air, hingga mencoba wahana permainan. Selain itu, tersedia juga wahana untuk berinteraksi langsung dengan satwa, serta menyaksikan pertunjukan panggung boneka.

Melalui wahana-wahana kebaikan alam yang tersedia pada AKSI 2010, keluarga Indonesia diharapkan memahami bahwa tidak semua air minum itu sama karena bergantung kepada kualitas sumber air tersebut. Air minum terbaik adalah yang berasal dari mata air pegunungan alami dan rata-rata berada pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, pada batuan vulkanik kuarter

Diperkirakan 100.000 orang akan menyemarakkan AKSI 2010, termasuk lebih dari 3.000 anak Sekolah Dasar dan panti asuhan di Jakarta. Selama dua hari penyelenggaraan acara, Danone Aqua akan membagikan 30.000 bibit pohon buah-buahan kepada para pengunjung untuk ditanam di rumah masing-masing.