Monday, December 21, 2009

Tsutsumi Model Ramah Lingkungan Pabrik Toyota

Memasuki halaman pabrik mobil Toyota Tsutsumi Plant di Aichi Prefecture, Nagoya, Jepang, seperti tidak sedang berada di suatu kawasan industri raksasa.

Bunyi mesin pabrik, yang biasanya bising, tak terdengar. Jalan di dalam kawasan pabrik itu mulus, lingkungan tertata apik, bersih dan asri. Padahal, selain Tsutsumi, ada dua pabrik Toyota lain yang posisinya berdekatan di tempat yang populer dengan nama Toyota City itu, yakni Takaoka dan Motomachi Plant.Yang terlihat justru hamparan kehijauan di area pabrik seluas 100 hektare lebih, mulai dari lahan parkir hingga ke atap bangunan. Bahkan, di beberapa tempat dibuat kolam ikan yang berisi air hasil penyulingan limbah cair pabrik.

Kondisi demikian memang menjadi komitmen Toyota Motor Corporation (TMC) sebagai produsen otomotif terbesar di Jepang. TMC yang juga berkantor pusat di kawasan tersebut, ingin membuat Tsutsumi Plant sebagai model industri berwawasan lingkungan yang komprehensif.

Bagi TMC, kendaraan hemat energi yang diproduksinya harus berasal dari pabrik yang ramah lingkungan dengan para pekerja dan komunitas sekitar yang juga cinta lingkungan. Semangat itu jelas terpancang dalam slogan TMC bahwa "Eco Cars are the Product of Eco plants and Eco-people".

Upaya membuat pabrik Toyota akrab dengan lingkungan sudah disiapkan manajemen TMC jauh-jauh hari. Toyota mencanangkan aspek lingkungan menjadi prioritas utama sebagaimana tertuang dalam Piagam Bumi atau The Toyota Earth Charter 1992. Inti dari piagam tersebut adalah komitmen Toyota untuk melakukan pendekatan lingkungan secara menyeluruh.

Tidak berhenti di situ, pada Juli 2007 manajemen Toyota mengumumkan tiga inisiatif berkelanjutan. Yakni berkelanjutan pada produk, berkelanjutan pada pabrik melalui monozukuri (hasil dari proses transformasi teknologi dan ketrampilan) serta aktivitas berkelanjutan lainnya yang berkontribusi pada kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitarnya.

Tsutsumi Plant yang memproduksi mobil hibrida Prius, kemudian ditunjuk sebagai model yang mampu mengharmonisasikan antara keberadaan pabrik dan lingkungan maupun penduduk lokal.

Sumber :
resiko manajemen

Tuesday, November 17, 2009

Mengatasi Sick Building Syndrome di Lingkungan Kerja

(managementfile - HR) - Apakah Anda sering mengalami pusing, alergi, hidung gatal, mata merah, dan sulit berkonsentrasi terutama ketika berada di kantor? Anda mungkin mengalami apa yang disebut Sick Building Syndrome (SBS). Apa itu SBS dan bagaimana cara mengatasinya?

SBS, menurut Wikipedia merupakan kombinasi dari sindrom yang terkait dengan lingkungan kerja atau tempat tinggal. Menurut WHO, penyebab dari SBS ini sebagian besar adalah kualitas udara ruangan yang kurang baik. Apa saja faktor-faktor yang mengakibatkan SBS ini?

Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab SBS:
• air conditioner yang desainnya kurang baik
• pemeliharaan ventilasi kurang baik
• suhu,dan tingkat kelembaban yang terlalu tinggi
• kondisi kantor yang terlalu berisik
• udara yang terlalu kering
• polutan dalam ruangan, misalnya seperti serpihan yang berasal dari makanan, pakaian, sepatu, dan debu
• rendahnya jumlah ion negative di udara, yang salah satunya mengakibatkan aliran oksigen terhambat
• dan sejumlah kondisi buruk lain di lingkungan kerja, termasuk hubungan yang buruk dengan rekan kerja.

SBS ini sangat berbahaya, karena mengakibatkan dampak-dampak buruk bagi karyawan. Akibat lingkungan kerja yang kurang kondusif, maka karyawan jadi lebih sulit konsentrasi, akibatnya produktivitas berkurang, kepuasan kerja rendah, turnover karyawan tinggi, karyawan sering sakit sehingga tingkat absensi tinggi. Akibatnya, tentu kinerja perusahaan secara keseluruhan jadi tidak optimal.

Untuk mengatasi Sick Building Syndrome ini, maka dapat diimplementasikan beberapa solusi:
• Ajukan kepada atasan Anda untuk memasang ionizer, yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas udara
• Taruh vas atau pot bunga yang berisikan tanaman hidup, selain meningkatkan kelembaban juga menghasilkan oksigen
• Jangan menggunakan lampu yang sinarnya terlalu terang dan menyilaukan
• Menjaga ruang kerja supaya tetap bersih, dimana tiap karyawan bertanggung jawab terhadap meja kerjanya. Debu yang berlebihan dapat mengakibatkan alergi dan SBS.
• Lakukan istirahat sejenak secara rutin, beranjak dari kursi dan berusaha mencari udara segar.
• Ketika jam istirahat, lakukan lunch di luar gedung, jangan makan sambil bekerja. Jika Anda terlalu sibuk, tetap usahakan istirahat keluar sejenak
• Jangan langsung masuk ke keramaian atau transportasi umum seusai bekerja. Jalanlah sejenak untuk menghirup udara segar.
• Jika langkah-langkah diatas gagal, maka hubungi atasan Anda untuk mengambil solusi yang lebih tepat.
Apakah Anda mengalami gejala-gejala SBS tersebut? Segera ambil langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi lingkungan kerja Anda.

sumber: http://managementfile.com

Menjadi Orang Yang Tepat Waktu

(managementfile - HR) - Siang itu Cicil terpaksa melewatkan jam makan siang bersama-sama dengan rekan geng makan siangnya. Supervisornya minta pekerjaan yang sudah jatuh tempo hari itu dan belum diselesaikan Cicil harus segera diselesaikan siang hari itu juga. Kalau bicara soal jam karet, memang tepat dialamatkan ke sosok yang bernama Cicil ini. Dalam segala hal sepertinya Cicil dikenal suka jam karet.

Sebenarnya tidak enak rasanya dikenal jika kita suka jam karet karena sedikit banyak itu akan mempengaruhi performance kita dimata atasan. Jika kita mau berbenah diri dan sadar bahwa sifat jelek ini bagai batu penghalang, berikut ini ada beberapa tips-tips yang dapat diterapkan dan menolong kita untuk mengubah image kita menjadi orang yang suka tepat waktu (alias tidak terpaksa untuk tepat waktu).

1. Berpikir positif
Bisa jadi sifat suka ngaret itu dimulai dari satu pemikiran yang salah dalam menilai diri sendiri. Sebelum memulai satu tindakan, dalam pikiran kita harus ditanamkan bahwa kita bisa berubah. Tidak ada istilah sulit jika kita mau berusaha dan tidak pasrah dengan kekurangan kita. Bayangkan juga satu kepuasan jika pada waktunya kita dapat menyelesaikan sesuatu. Setidaknya berpikir bahwa hal itu mendatangkan manfaat bagi diri sendiri (jika belum bagi orang lain).

2. Cari tahu hal apa yang membuat kita sering terlambat

Tidak perduli, takut, tidak percaya diri, rendah diri, demotivasi adalah beberapa faktor penyebab seseorang menjadi tidak suka tepat waktu. Sibuk membandingkan kekurangan diri sendiri dengan keberhasilan orang lain membuat waktu kita banyak terbuang sia-sia, alhasil target tidak tercapai. Untuk ini kita bisa minta masukan dari orang-orang terdekat untuk mengatasi hal-hal tersebut.

3. Daftarlah aktivitas harian dengan rinci

Perlu komitmen dan kedisiplinan untuk melakukan hal ini.Orang yang suka ngaret adalah orang yang tidak mau terikat dengan satu waktu. Dengan mencatat dan menentukan kapan dilakukannya, kita dapat belajar menetapkan diri pada satu waktu untuk ditepati tentunya.

4. Tentukan prioritas

Berapa banyak aktivitas yang harus dilakukan, yang terpenting adalah menetapkan skala prioritas sehingga pada akhirnya semua tugas dapat diselesaikan tepat waktu. Sehingga kalau terpaksa ada aktivitas yang harus dikorbankan, pilihlah dari prioritas terakhir.

5. Siapkan keperluan pada malam sebelumnya
Lebih cepat lebih baik. Slogan kampanye beberapa waktu yang lalu sepertinya tidak ada salahnya juga dipilih untuk satu tips ini. Secara mental, hal ini akan mempengaruhi usaha kita untuk memulai satu hari di hari dengan sukses untuk tepat waktu.

6. Jangan ragu untuk katakan tidak
Seringkali kita tidak mau menolak limpahan tugas dari rekan kerja/lainnya lebih karena merasa segan sehingga dengan over load malah membuat semuanya tidak selesai dan kacau. Jadi harus bisa berkata tidak pada waktu yang tepat.

7. Komitmen datang lebih awal, tidak hanya tepat waktu

Datang lebih pagi di kantor sedikit banyak akan membuat orang melihat bahwa kita punya komitmen untuk menjadi lebih baik. Secara mental juga akan membuat kita lebih siap, semangat, tanpa harus diburu-buru sehingga menolong kita lebih cepat untuk menyelesaikan semua tanggung jawab kita di kantor.

8. Aktifkan reminder pada HP Anda

Disarankan alarm ini dipasang beberapa waktu (hari/jam) sebelumnya sehingga kita memiliki waktu untuk melakukan persiapan.

9. Berikan reward pada diri sendiri

Pada saat kita berhasil menjadi tepat waktu, tidak ada salahnya kita memberikan reward bagi diri sendiri. Hal ini penting sebagai satu bentuk motivasi untuk kita menjadi lebih baik.

sumber: http://managementfile.com

Menjadikan Konsumen Sebagai Pemasar

(managementfile - Sales & Marketing) - Apakah kegiatan pemasaran yang efektif harus dilakukan melalui iklan atau promosi ? Mungkinkah kita bisa melakukan pemasaran tanpa pemasaran? Dapatkah kita menjadikan konsumen sebagai pemasar kita? Itulah ide dasar Brand Hijack. Alex Wipperfurth, penulis buku Brand Hijack, Marketing without Marketing mendefinisikan brand hijack sebagai pengambilalihan merek oleh konsumen. Untuk menciptakan merek yang diambil alih, ada dua elemen penting yang diperlukan yaitu merek itu sendiri dan konsumen.

Peran Merek
Calon merek yang diambil alih harus menawarkan suatu terobosan baru serta menjadi bagian dari gaya hidup, asosiasi atau aktivitas, dimana pemain pertama biasanya akan menjadi trend setter. Merek yang diambil alih juga harus memiliki kualitas. Kualitas bukan berarti semata teknologi yang lebih baik, melainkan pengalaman yang lebih baik.

Konsumen juga bukan lagi sekedar target pasar, melainkan partner. Sementara merek biasa hanya memperhitungkan volume penjualan dan keuntungan semata, merek yang diambil alih mengorbankan volume dan keuntungan pada awalnya guna mendapatkan orang yang tepat untuk memiliki pengalaman terhadap produk tersebut. Sementara merek biasa ditujukan untuk semua orang, merek yang diambil alih memiliki sejumlah rintangan bagi orang untuk mendapatkannya sehingga konsumen akan lebih mencintainya. Salah satu contoh adalah para penggemar fanatik merek Louis Vuiton yang rela mengantri demi mendapatkan merek yang mereka cintai.

Peran Pemasar

Selanjutnya, elemen kedua adalah konsumen yang mengambil alih merek tersebut. Ada sekelompok konsumen yang sangat fanatik terhadap suatu merek. Ada konsumen Nike ataupun Harley yang rela menato tubuhnya dengan logo produk tersebut. Kelompok ini disebut brand tribe yaitu sekelompok orang yang memiliki ketertarikan terhadap merek tertentu serta menciptakan nilai sosial paralel dengan nilai pribadi, ritual, kosa kata dan hierarkinya. Dengan demikian, riset pasar bukan hanya untuk wawancara biasa, melainkan harus mencakup antropologi untuk mengerti sub-budaya, ritual serta budaya konsumsi. Komunitas merek ini merupakan tren sosial yang berkembang saat ini.

Mengubah konsumen dari pemakai biasa menjadi orang yang fanatik terhadap merek. merupakan suatu perjalanan. Konsumen tersebut awalnya hanya sebagai anggota. Tahapan berikutnya, konsumen mengalami brandwash. Setelah itu, anggota brand tribe tersebut membantunya menciptakan sosial paralel. Akhirnya, konsumen tersebut mengikuti semua program yang ditawarkan merek tersebut. Sang merek memprogram apa yang dipikirkan serta dilakukan anggotanya.

Perjalanan menuju merek yang diambil alih terdiri dari tiga fase:

Fase pertama adalah tribal marketing, yakni pelanggan awal (early market) mengembangkan produk mereka. Pelanggan awal juga merupakan promosi yang baik melalui 'word of mouth' sekaligus membentuk jaringan atau komuniti. Dengan demikian, memilih pasar awal yang baik, yang memiliki keahlian, waktu serta penghargaan terhadap merek merupakan hal yang kritis.

Fase kedua adalah ko-kreasi. Setelah pelanggan awal tersebut terbentuk, mereka akan mengambil alih pesan dari merek tersebut.

Pada fase berikutnya, pasar utama yang besar telah siap mengadopsinya. Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah menjaga momentumnya. Saat ini, fokus kita bukan lagi hanya apakah merek itu ataupun apa yang dilakukan merek itu, tetapi sudah menawarkan fungsi budaya, yakni apakah arti merek itu. Ide dasar yang hendak dikemukakan adalah: menjadikan konsumen sebagai pemasar, serta menjadikan merek kita sebagai budaya.

sumber: http://managementfile.com

8 Level Proses Analisa Untuk Pengambilan Keputusan

(managementfile - Risk) - Risk management merupakan strategi untuk mengelola risiko dalam rangka mencapai tujuan. Hal yang sangat dibutuhkan oleh manajemen risiko adalah data dan analisa. Keduanya punya peranan yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan krusial dalam manajemen risiko.

Menurut SAS, terdapat delapan level proses analisa (analytics) yang digunakan dalam bisnis. Empat level pertama merupakan business intelligence dan umum dilakukan oleh semua perusahaan, serta lebih melihat aktivitas yang sudah berlalu. Keempatnya mendukung pengambilan keputusan reaktif, yakni memahami fakta setelah terjadinya sesuatu. Sementara itu, empat level terakhir mendukung pengambilan keputusan proaktif, dimana berusaha untuk berinovasi dan memprediksikan apa yang terjadi di masa mendatang.

Dalam manajemen risiko, kebutuhannya tentu hingga level terakhir, karena manajemen risiko memang harus mampu memprediksikan risiko-risiko apa saja yang potensial, dan mengukur bagaimana dampaknya, serta tindakan apa yang akan dilakukan.

Berikut ini adalah kedelapan level proses analisa:

1. Standard Report
Report ini hanya berisikan informasi-informasi yang standar, dihasilkan secara rutin, dan hanya menjelaskan apa yang terjadi dan kapan terjadinya. Sederhana namun bermanfaat, hanya saja tidak dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan jangka panjang. Contohnya adalah laporan keuangan kuartalan.

2. Ad Hoc Report
Report ini memberikan informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan report standar, dan lebih customized. Report ad hoc memungkinkan Anda untuk mengajukan pertanyaan serta mendesain laporan yang customized untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan yang lebih detail seperti dimana, seberapa banyak, hingga seberapa sering.

3. Query Drilldown
Tingkat analisa selanjutnya lebih mendalam lagi, yakni query drilldown, yang sudah berusaha untuk menemukan jawaban akan sesuatu. Pada tahap ini Anda berusaha mencari tahu dimana letak permasalahan, serta bagaimana solusinya. Contohnya adalah perusahaan berusaha untuk melakukan observasi terhadap perilaku konsumennya yang berbeda-beda.

4. Alerts
Tingkat selanjutnya adalah Alerts, yang akan memberikan indikasi ketika terjadi masalah, dan memberikan notifikasi jika hal yang serupa terjadi di masa depan. Alerts bisa muncul di mana saja, mulai dari RSS feeds, email, hingga indicator merah pada scorecard ataupun dashboard Anda. Di tahap ini, Anda selanjutnya akan merespon alert tersebut dengan mengambil tindakan yang diperlukan.

5. Statistical Analysis

Kemudian di tingkat kelima ada analisa statistic yang merupakan perhitungan rumit seperti regresi, korelasi dan sebagainya. Analisa statistic ini digunakan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan menjawab pertanyaan, berdasarkan pada data yang dimiliki. Selain dapat berfungsi untuk menjelaskan suatu data, analisa statistic juga dapat memperlihatkan pada Anda peluang yang mungkin terlewatkan.

6. Forecasting

Forecasting merupakan aktivitas yang diperlukan oleh semua bisnis, karena memungkinkan kita untuk melakukan perkiraan terhadap permintaan. Sehingga, kita dapat melakukan estimasi terhadap persediaan, sehingga tidak kurang ataupun berlebih. Forecasting juga memungkinkan estimasi terhadap kebutuhan finansial

7. Predictive Modeling
Selanjutnya, Predictive Modeling memungkinkan kita untuk melakukan prediksi jika terdapat suatu pemicu (event) tertentu. Misalnya, jika kita mau meluncurkan promosi tertentu, maka harus diperkirakan terlebih dahulu bagaimana respon masing-masing segmen pasar, sehingga Anda dapat menerapkan promosi yang paling sesuai dengan masing-masing target pasar.

8. Optimization

Optimization adalah usaha untuk pengambilan keputusan terbaik, dengan mengalokasikan sumber daya secara optimal sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, Anda berusaha untuk mengalokasikan SDM, materi dan dana yang dialokasikan untuk proyek tertentu.

Langkah-langkah analisa tersebut sangat bermanfaat untuk melaksanakan manajemen risiko ataupun menyusun strategi. Hanya saja, dengan melakukannya tidak lantas menjamin suksesnya sebuah organisasi. Data-data yang ada harus terintegrasi dengan baik, dianalisa, kemudian dicarikan solusi yang tepat. Solusi atau implementasi dari pengambilan keputusan inilah yang kemudian menentukan kesuksesan dari organisasi.

sumber: http://managementfile.com

Monday, October 26, 2009

Yum! Brands Makin Solid di Cina

(managementfile - Strategic) - Sebagian dari Anda mungkin tidak tahu bahwa Yum! Brands merupakan brand utama yang memiliki restoran-restoran fast-food seperti KFC dan Pizza Hut di seluruh dunia. Di tengah kondisi krisis perekonomian global saat ini, Yum! Brands yang berfokus pada segmen pasar Cina berhasil membukukan kinerja yang tetap solid.

Sepanjang tahun 2008 ini, Yum! Brands makin berfokus pada segmen pasar Cina, seiring dengan pelemahan global yang terjadi pada belahan dunia lainnya. Tahun lalu, terdapat lebih dari 500 restoran yang dibuka di Cina. Hasilnya, pertumbuhan penjualan di Cina mencapai 11%, sehingga menutupi pelemahan 5% yang terjadi di AS.

Pertumbuhan laba operasi perusahaan secara year-on-year mencapai 32%, dimana 15% pertumbuhan tersebut berasal dari Cina. Sementara itu, secara keseluruhan laba terangkat juga karena pertumbuhan laba di AS naik 18% disebabkan oleh biaya yang juga anjlok. Bagaimana strategi mereka dalam meraih pasar Cina?

Strategi Memenuhi Selera Lokal
Konsumsi Cina yang solid dipadu dengan suksesnya paket stimulus pemerintah dan ketersediaan kredit tak pelak merupakan kunci utama yang menjadikan perekonomian Cina solid. Hanya saja, strategi Yum! Brands yang jitu menjadi salah satu kunci penting yang menjadikan mereka unggul dalam persaingan yang ketat di Cina.

Pertama, restoran-restoran Yum! Brands punya positioning yang kuat di Cina. Restoran-restoran ini memang sudah punya sejarah yang panjang, namun selalu punya sesuatu yang baru sehingga dapat menarik orang, entah itu melalui promosi, fasilitas maupun produk baru.

Salah satu strategi utama dari franchise mereka yang terdapat di seluruh dunia, terutama Pizza Hut dan KFC adalah mereka selalu beradaptasi dengan selera local, tidak hanya selera asli Amerika. Misalnya seperti di Cina, menunya antara lain pizza ikan tuna, cumi panggang, sup udang, berbagai hidangan nasi dan dagin, hingga the hijau dan chocolate mousse cake.

Perhatian Yum! Brands terhadap kesehatan juga menjadikan positioning mereka makin kuat, dan menjadi salah satu diferensiasi dengan merek lain. Mereka menambahkan salad dan makanan yang lebih ringan di menu. Hal ini didasari pada fakta bahwa proporsi orang yang mengalami obesitas di AS semakin meningkat. Masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan tentunya akan memilih restoran-restoran ini.
Cara salah satu merek mereka, yakni KFC dalam berpromosi antara lain menargetkan iklan yang meningkatkan taraf hidup dari masyarakat. Misalnya, mengenai program-programnya seperti First Light Foundation yang menyediakan beasiswa kuliah hingga turnamen basket 3-on-3. KFC juga menjalankan promosi yang bersifat edukasi mengenai nutrisi serta lifestyle yang seimbang.

Yum! Brands juga mengadopsi strategi jangka panjang yakni melakukan efisiensi dengan kadang menaruh tiga dari merek mereka dalam satu restoran dan satu dapur saja. Memang butuh pelatihan dan perlengkapan lebih, namun ini meningkatkan volume pelanggan secara signifikan. Keputusan ini juga lebih ekonomis terutama di tempat yang populasinya cenderung kecil atau harga propertinya (investasi) cenderung mahal.

Pilihan Yum! Brands untuk berfokus pada konsumen Cina merupakan strategi yang sangat tepat. Makanan adalah kebutuhan pokok, dan selama Yum! Brands dapat memahami keinginan, kebutuhan dan selera konsumen dengan baik, maka Cina akan terus menjadi pasar yang menguntungkan. Sejak merambah ke Cina, bisnis mereka semakin besar, dan kemungkinan ke depannya akan makin besar saja seiring dengan pasar Cina yang makin besar.

sumber: managementfile.com

Disney Akuisisi Marvel $4 Miliar, Perluas Jaringan Konglomerasi Dunia Hiburan

(managementfile - Strategic) - Disney dikabarkan telah setuju untuk mengakuisisi Marvel Entertainment senilai $4 miliar yang akan dibayarkan secara tunai dan saham. Bergabungnya Marvel dalam kerajaan Disney ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan dalam industri hiburan.

Akuisisi #2 Terbesar Disney
Akusisi senilai $4 miliar ini merupakan salah satu akuisisi terbesar Disney sepanjang sejarah. Nilainya hanya bisa dikalahkan oleh akuisisi terhadap Pixar sebesar $7.4 miliar pada tahun 2006. Kesepakatan ini memberikan hak bagi Disney terhadap lebih dari 5,000 karakter, lisensi, publikasi serta produksi film Marvel.


Disney merupakan konglomerasi media dan hiburan terbesar di dunia saat ini, dengan berbagai bisnisnya yang terdiversifikasi mulai dari studio film, label musik, theme park, televisi, radio, hingga travel. Sementara itu, Marvel Entertainment merupakan perusahaan hiburan yang populer dengan karakter-karakter komiknya seperti Iron Man, Incredible Hulk, Captain America, X-Men, dan lainnya yang kemudian juga diproduksi sebagai film.

Pangsa Pasar Baru Bagi Disney
Selama ini, karakter-karakter Marvel seperti Iron Man ataupun X-Men dan lainnya, lebih menarik bagi laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Sementara, Disney sendiri selama ini lebih sukses dengan pangsa pasar perempuan, dengan acara seperti High School Musical, Hannah Montana hingga the Jonas Brothers. Jadi, mengakuisisi Marvel akan menjadikan Disney memperluas pangsa pasarnya terutama kepada laki-laki.

Disney selanjutnya akan menguasai lebih dari 5000 karakter Marvel yang sangat menarik bagi remaja hingga orang dewasa, dan bertahan hingga beberapa generasi. Menurut CEO Disney, Robert Iger, ia terutama tertarik dalam kesuksesan Marvel mengubah karakter komik menjadi film blockbuster, hal yang tidak dimiliki Disney.

Sementara itu, tidak hanya Disney yang menangguk keuntungan dari Marvel Entertainment. Marvel sendiri dapat memanfaatkan kekuatan pemasaran dan jaringan Disney yang terdapat di seluruh dunia untuk mempromosikan karakter komik maupun film produksinya. Sehingga, ini menjadikan Disney dan Marvel sebagai pasangan yang serasi.

Disney terkenal sebagai perusahaan yang mengutamakan customer experience di posisi teratas. Service yang mengagumkan selalu menjadi fokus bagi Disney. Beragamnya karakter Marvel akan memberikan Disney kesempatan untuk mengeksplorasi karakter-karakter tersebut, melakukan branding yang kuat dan memberikan customer experience yang baru.

Hanya saja, Disney tidak bisa langsung menggunakan seluruh karakter Marvel karena terdapat kesepakatan lisensi Marvel dengan studio lain. Misalnya, Sony Columbia Picture yang sedang menggodok tiga sequel Spider-Man; 20th Century Fox punya franchise terhadap film X-Men, Fantastic Four, Silver Surfer dan Daredevil. Serta Paramount Picture yang punya kesepakatan distribusi untuk lima film Marvel, salah satunya adalah Iron Man 2.

Jadi, bagaimana kelanjutan akuisisi ini, apakah akan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak? Kita tunggu saja perkembangannya.

sumber: managementfile.com

Monday, October 19, 2009

Diversifikasi - Salah Satu Kunci Growth

Growth selalu menjadi tujuan yang berusaha untuk dicapai oleh bisnis. Salah satu kunci utama dari growth berasal dari keberhasilan peluang bisnis baru. Oleh karena itu, penting bagi bisnis untuk peka dalam melakukan identifikasi peluang-peluang baru yang berpotensi menghadirkan growth.

Suatu bisnis tentunya ingin selalu berkembang menjadi lebih besar. Untuk melakukannya, maka bisnis memerlukan growth. Menurut matriks Product-Market Growth yang dibuat oleh Igor Ansoff, dan dipublikasikan pertama kali pada artikelnya di Harvard Business Review tahun 1957, bisnis punya beberapa opsi untuk mencapai growth, diantaranya:

1. market penetration, dimana bisnis masuk ke dalam pasar yang sekarang, dengan produk yang ada sekarang. Umumnya ini dapat dicapai dengan menambah promosi, sehingga Anda dapat merebut pangsa pasar pesaing.

2. product development, yakni menargetkan pasar yang ada sekarang, namun dengan produk yang baru.

3. market development, dimana bisnis berusaha menggapai pasar baru dengan produk yang ada sekarang. Hal ini dapat dicapai misalnya dengan melakukan repositioning, sehingga produk/jasa Anda dapat menarik bagi pangsa pasar yang baru.

4. diversifikasi, yakni bisnis berusaha memperoleh pasar baru, dengan produk yang sama sekali baru.

Read More